Sekilas Reuni Perdana Alumni SMP Negeri I Cikarang
Angkatan 1980
Berburu sejarah paska 3 dekade
Kebetulan saat Yedi, Andang dan Endang menghubungi Cecep pada awal Desember 2014, yang bersangkutan tengah bersiap menuju Samarinda untuk tugas pemeriksaan reguler sebuah bank. Pertemuan dengan rekan di Samarinda dan Balikpapan, diselingi kontak via phone dan sms dengan Eli Rosmasari (Sukabumi), Ni Made Nurani (Bali) dan Nunung Royani (Bandung) menghasilkan ide tentang reuni angkatan 1980. Dengan bantuan Facebook, (thanks to modern communication technology) nama Sri Mulyanipun ditemui dan ikut nimbrung bicara soal reuni. Maka perburuan sejarah pun dimulai.
Tempat dan Waktu
Tadinya reuni ini akan dilaksanakan kecil-kecilan diantara rekan yang sempat. Maklum sebagian besarnya sudah sibuk dan sebagian lain berada di luar daerah. Tapi ternyata ide reuni direspon sangat cepat dan bersemangat, sehingga dalam waktu dua minggu sudah lebih dari 30 orang yang konfirmasi. Jumah itu tentu tidak sebanding dengan total alumni tahun 1980 yang hampir mencapai 160an (4 kelas, 40 orang tiap kelas). Menjelang pelaksanaan ada sekitar 50 nama yang muncul sehingga pemesanan makanan jadi bertambah. Bahkan 4 hari sebelum acara, beberapa rekan berkumpul terlebih dahulu ingin bertemu teman yang sudah terpisah lebih dari 30 tahun. Itu karena sebagian dari mereka tidak akan hadir di acara reuni karena sudah ada acara yang direncanakan jauh-jauh hari.
Penetapan reuni hari pada tanggal 25 Desember 2014 juga tidak mudah. Masalah pertama yang muncul adalah kawan-kawan yang harus mengikuti kebaktian natal terlebih dahulu. Tapi panitia menjamin siapa saja boleh datang sampai jam 14.00. Kekhawatiran justru muncul karena tanggal itu merupakan awal libur panjang (4 hari) yaitu dari Kamis sampai Minggu. Biasanya orang akan menggunakan libur panjang itu untuk acara keluarga.
Kesulitan muncul ketika harus mencari alamat guru-guru yang masih ada. Pertanyaannya, apakah mereka masih ada? Kalaupun masih ada, dimanakah mereka tinggal? 34 tahun yang lalu, usia ketika mereka mengajar di SMP masih antara 30-35 tahun. Sekarang, rata-rata sudah pensiun dan bahkan di atas 60 tahun. Jika pun mereka diberikan usia panjang, harus dipastikan bahwa mereka tinggal di sekitar lokasi SMPN 1 Cikarang (sekarang SMPN 1 Cikarang Utara) atau paling banter di daerah sekitar Cikarang. Perburuan sejarah episode kedua dimulai.
Hasilnya, diketahui bahwa Pak Kurnia (guru sejarah) ada di Bandung dan bersedia datang bersama pak Kusnadi (guru elektronika). Bu Ratu Rochimah sudah menegaskan tidak dapat datang dengan alasan kesehatan. Tapi guru-guru lainnya seperti Pak Suryatman, Pak Hidayat, Pak Jala dan Bu Ely tidak ada kabar. Yang diketahui adalah Pak Uci Sanusi, Pak Adi dan Pak Heri sudah mendahului kita. Selain itu ada berita simpang siur mengenai bu Pratiwi, ada yang mengatakan dia sudah pulang ke Jawa, bahkan ada juga yang mengatakan beliau sudah wafat. (Ter..la..lu kata Mucle Khatulistiwa. Entah mengapa orang di Cikarang mudah sekali mengatakan seseorang wafat padahal kabarnya belum dikonfirmasi. Nasib yang sama terjadi pada rekan Taufan Yudono, rekan seangkatan yang juga anggota DPRD Bekasi fraksi Golkar. Ia dikabarkan sudah wafat, padahal ketika dikonfirmasi orangnya masih segar bugar)
Kenapa di Alam Sari? Tadinya diperkirakan alumni yang datang tidak lebih dari 30 orang. Ketika mencapai 50 orang, waktunya sudah mepet, sehingga tidak ada waktu lagi untuk mencari alternatif. Pagi hari, sebelum yang lain datang, Cecep meminta tempat yang dipesan agar diubah dan dipindah ke ruang depan supaya lebih luas. Syukurlah pada hari itu tidak ada yang memesan ruang depan karena umumnya pengunjung lebih memilih tempat jenis saung untuk menikmati makan bersama keluarga pada saat liburan seperti ini.
Terima kasih
Buat Aa Surawan dan Yedi (Cecep Sulaeman) yang telah menyambungkan rekan-rekan melalui kontak telepon dan sms;
Untuk Andang, Endang, Nunung, Eli, yang udah mendukung ide reuni (sebagiannya malah seperti ngotot saking kangennya sama teman-teman SMP);
Sri Mulyani yang gesit dan cekatan menyediakan logistik makanan dan menghubungi guru-guru serta bikin group Blackberry dan Facebook;
Yedi yang punya banyak nomor telpon kawan-kawan dan menyebarkan undangan via sms;
Nunung Royani dan Taufan Yudono yang udah nyediakan hadiah buat para guru;
Aam Rukmantara and the band yang berlatih lagu-lagu request sepanjang malam sebelum acara. Jadi inget Zona 80 nya Metro TV. It’s very beautiful to sing with you guys!
Para guru yang mau diundang dan datang walaupun dadakan (emang kelewatan anak lulusan 80 ini. Bu Pratiwi aja sampe digendong untuk datang ke tempat acara). Terima kasih khusus untuk Pak Kurnia yang sudah memberikan support meskipun pada hari-H beliau tidak dapat hadir karena harus kembali ke Garut untuk taziyah keluarga yang meninggal;
Semua rekan yang bersusah payah datang ke reuni walaupun kena macet akibat libur natal. Wabil khusus Endang Sairih yang sengaja datang dari Samarinda khusus buat reuni, Yamin dari Cirebon, Ely Rosmasari dari Sukabumi dan Nunung Royani dari Bandung.
Ucapan permohonan maaf yang setulus-tulusnya disampaikan kepada rekan-rekan yang harus menghadiri kebaktian natal terlebih dahulu sehingga harus terlambat menghadiri acara.
Mohon maaf
Mohon maaf kedua ditujukan kepada rekan yang punya sudah punya acara keluarga dan sudah direncanakan jauh-jauh hari. Hal ini dimaklumi sepenuhnya. Hanya saja dorongan reuni begitu kuat sehingga apabila ditunda lagi, semangat itu akan pudar.
Permohonan maaf juga ditujukan kepada rekan yang tidak mungkin datang karena jarak (misalnya Ni Made Nurani yang tinggal di Bali).
Permohonan maaf juga ditujukan kepada rekan yang tidak mungkin datang karena jarak (misalnya Ni Made Nurani yang tinggal di Bali).
Permohonan maaf terakhir buat kawan yang ngga keingetan baik karena tidak pernah kontak maupun yang sering ketemu tapi tidak ngasih nomor hape.
Karena reuni ini adalah reuni perdana, alias pertama, logikanya akan ada reuni kedua. Semua yang hadir sepakat tentang hal ini. Masalahnya yang harus dibahas adalah kapan waktunya. Ini menjadi masalah serius karena jika terlalu dekat waktunya bisa jadi beberapa teman tidak bisa ambil cuti untuk menghadirinya. Jika terlalu jauh maka kesempatan reuni tersebut dihadiri oleh guru-guru yang sudah sepuh akan berkurang.
Masalah kedua adalah soal komitmen dan follow-up. Kebanyakan reuni alumni akan berakhir dengan kangen-kangenan dan ngobrol sepuasnya tentang kenangan lama. Memang itulah sebenarnya tujuan sebuah reuni. Akan tetapi sebaiknya ada aspek lain yang lebih bermanfaat misalnya punya tujuan membantu sesama alumni yang kurang beruntung. Pada konteks alumni perdana, membantu guru yang sudah sepuh dan kurang bernasib baik.
Tidak kurang pentingnya adalah berburu kabar tentang rekan-rekan yang belum ketahuan dimana adanya. Tanpa kehadiran mereka, reuni berikutnya hanyalah pengulangan dari yang sudah dilaksanakan. Apalagi tidak ada komitmen yang lebih tinggi seperti disebut sebelumnya.
Reuni perdana juga mengingatkan alumni pada para sahabat yang sudah mendahului – menghadap Yang Kuasa. Yaitu Syamsudin Arifin, Ida Nurlela, Suhaimi, Tasnim dan Lisan. Semoga mereka ditempatkan yang terbaik di sisiNya
Reuni Perdana menghadirkan kembali kenangan semasa di SMP dulu. Ada yang manis dan ada pula yang pahit. Sebagian peristiwa muncul sebagai kabar sekolah sedangkan sebagian lain hanya kenangan untuk berdua atau satu kelas saja. Berikut adalah sebagian kejadian yang sempat terekam selama reuni perdana:
Kedepan
Karena reuni ini adalah reuni perdana, alias pertama, logikanya akan ada reuni kedua. Semua yang hadir sepakat tentang hal ini. Masalahnya yang harus dibahas adalah kapan waktunya. Ini menjadi masalah serius karena jika terlalu dekat waktunya bisa jadi beberapa teman tidak bisa ambil cuti untuk menghadirinya. Jika terlalu jauh maka kesempatan reuni tersebut dihadiri oleh guru-guru yang sudah sepuh akan berkurang.
Masalah kedua adalah soal komitmen dan follow-up. Kebanyakan reuni alumni akan berakhir dengan kangen-kangenan dan ngobrol sepuasnya tentang kenangan lama. Memang itulah sebenarnya tujuan sebuah reuni. Akan tetapi sebaiknya ada aspek lain yang lebih bermanfaat misalnya punya tujuan membantu sesama alumni yang kurang beruntung. Pada konteks alumni perdana, membantu guru yang sudah sepuh dan kurang bernasib baik.
Tidak kurang pentingnya adalah berburu kabar tentang rekan-rekan yang belum ketahuan dimana adanya. Tanpa kehadiran mereka, reuni berikutnya hanyalah pengulangan dari yang sudah dilaksanakan. Apalagi tidak ada komitmen yang lebih tinggi seperti disebut sebelumnya.
Obituari
Reuni perdana juga mengingatkan alumni pada para sahabat yang sudah mendahului – menghadap Yang Kuasa. Yaitu Syamsudin Arifin, Ida Nurlela, Suhaimi, Tasnim dan Lisan. Semoga mereka ditempatkan yang terbaik di sisiNya
Kenangan
Reuni Perdana menghadirkan kembali kenangan semasa di SMP dulu. Ada yang manis dan ada pula yang pahit. Sebagian peristiwa muncul sebagai kabar sekolah sedangkan sebagian lain hanya kenangan untuk berdua atau satu kelas saja. Berikut adalah sebagian kejadian yang sempat terekam selama reuni perdana:
- Ada dua teman yang berkelahi sampai salah satunya hidungnya patah. Gara-garanya simpel, salah satunya difitnah berpihak kepada SMPN 2 yang waktu itu jadi musuh bebuyutan;
- Kisah cinta dua anak SMP yang gagal di tengah jalan, padahal waktu SMP selalu pergi dan pulang bersama kayak laki-bini;
- Kisah cinta dua anak SMP yang bersemi saat kelas tiga, putus pada saat SMA karena ada yang memfitnah;
- Setelah apel Senin ada guru yang marah karena ada anak yang nakal. Ketika rombongan masuk kelas guru itu bertanya keras siapa yang melakukan. Anak lain menjawab dengan teriakan menyebutkan satu nama. Yang digampar justru yang menjawab pertanyaan itu; (Kecian deh lu..)
- Ada anak yang naksir teman wanitanya tapi tidak dihiraukan. Suatu saat ia nekat menyingkap rok teman wanitanya itu. Karuan aja kejadian itu bikin heboh teman sekelas;
- Ada anak yang kerjanya melukis sudut kanan bawah dari halaman-halaman bukunya dengan gambar kecil sehingga apabila dibuka dengan cepat menjadi gerakan seperti dalam film kartun. Karena ngga konsen, akhirnya ia dilempar pakai kapur oleh Pak Uci Sanusi, guru yang mengajar saat itu,
- Ada anak lelaki yang menggosok kursi teman wanitanya dengan bawang putih supaya yang duduk merasa kepanasan. Hal itu dilakukan karena merasa kesal akibat si teman wanita punya sifat judes. Akhirnya seluruh piket kelas dipanggil guru dan disuruh bersihkan kursi sekelas;
- Pada waktu keterampilan kesenian ada dua anak yang kerjanya nyanyi melulu sambil naik di meja barisan belakang, dan salah satunya bermain gitar. Pas Bu Wiwi masuk keduanya buru-buru duduk ke tempat masing karena takut dimarahi. Saking buru2nya lutut salah satu anak itu terkena kursi dan dia meringis karenanya. Bu Wiwi bertanya kenapa sinis begitu kepadanya, maka selanjutnya satu kelaspun dimarahi semua; (rasain...)
- Ada anak yang kerjanya menjatuhkan pulpen pada saat giliran guru tertentu giliran mengajar dan duduk di kursi guru. Tujuannya jelas, tapi tidak bisa ditulis disini. (Haha....)
- Ada serombongan anak cewek yang kerjanya waktu istirahat duduk-duduk di tangga menuju kelas 3 C (satu-satunya ruang kelas yang lebih tinggi dari yang lain di SMP saat itu). Mereka menyanyi bersama lagu-lagu pop yang sedang trend waktu itu. Tiba-tiba ada guru yang melintas dan nyeletuk "Cocok masuk TV. Tapi sekarang lebih tepat masuk kelas". Kabuuurr...
Manakah diantara cerita itu yang gua banget bagi anda?
Yang mau nambah cerita silakan.
Salam akrab.
Cikarang, 27 Desember 2014
Cecep Maskanul Hakim
Salam akrab.
Cikarang, 27 Desember 2014
Cecep Maskanul Hakim